This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tips Pencahayaan

---OUTDOOR--

Di dalam fotografi, pengaturan pencahayaan merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar yang diinginkan. Pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutter speed).

Jika pada kamera saku digital terdapat fasilitas shooting mode manual, maka pengaturan diafragma dan kecepatan diatur oleh si pemotret. Dengan pengaturan pencahayaan dengan shooting mode manual ini kebutuhan pencahaaan yang didapat biasanya lebih tepat dibandingkan dengan pengaturan shooting mode secara otomatis.

1. Over Exposure
Yang dimaksude over exposure adalah pencahayaan yang berlebih. Penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan aperture dengan shutter speed yang tidak sesuai. Jika dilihat di garis matering, posisi jarum matering berada di areal plus (+). Akibat dari kelebihan pencahayaan, foto yang dihasilkan tampak didominasi warna putih/terang.

Ada yang menyebut kelebihan pencahayaan ini dengan istilah harz. Over exposure juga bisa disebabkan oleh sambaran lampu kilat yang terlalu kuat/ Hal ini bisa terjadi jika jarak antara obyek dengan lampu kilat (flash) terlalu dekat atau si pemotret terlalu penuh mengatur output flash.

2. Under Exposure
Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya pengaturan shutter speed dan aperture (-). Under exposure biasanya juga disebabkan oleh sambaran flash yang terlalu lemah. Hal ini bisa terjadi jika jarak antara objek dengan flash terlalu jauh atau si pemotret terlalu minim mengatur output flash.

3. Cahaya dari Depan Objek
Memotretlah dengan keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap sinar. Cahaya yang datang dari depan objek akan menyinari tubuh secara merata. Wajah objek tampak jelas. Jika pada sebagian wajah objek ada sedikit bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto, justru menambah nuansa foto.

4. Cahaya dari Belakang Objek
Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Pemotretan dengan menantang matahari, tubuh objek akan tampak gelap. Apalagi jika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek akan tampak hitam. Hasil foto seperti ini bisa menghasilkan foto siluet.

5. Cahay Pagi Hari
Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan. Pasalnya, cahaya pagi hari akan menghasilkan tonal warna yang lembut. Hasil foto yang didapatkan relatif bagus, baik objek landscape (pemandangan) maupun objek manusia.

6.Cahaya Siang Hari
Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, meskipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai.

7. Cahaya Sore Hari
Pemanfaatan cahaya sore hari sangat dianjurkan dalam pemotretan. Sifat pencahayaan pada sore hari sama dengan pagi hari. Apalagi saat intensitas cahaya matahari sedikit berkurang, pada pukul 16.00 ke bawah.

8. Cahaya Malam Hari
Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar. Jangan terlalu mengandalkan flash karena hasilnya nanti akan tidak alami. Untuk menyiasatinya, pemotret bisa menggunakan shutter speed rendah tanpa tambahan lampu flash. Sayangnya, shutter speed yang rendah akan membuat foto menjadi tidak maksimal, maka dari itu, untuk mengatasinya pemotret bisa dibantu dengan penggunaan tripod.

Disarankan untuk memotret pagi hari pada jam 06.00 - 09.00 dan sore hari pada pukul 16.00 - 18.00. Pasalnya, dalam waktu-waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik.

---INDOOR---

Fotografi studio biasanya dianggap lebih sulit daripada fotografi outdoor. Hal itu terjadi karena fotografi studio umumnya membutuhkan peralatan khusus yang mahal dan tidak dimiliki orang kebanyakan. Padahal, fotografi studio sesungguhnya jauh lebih mudah daripada jenis fotografi lain karena semua pencahayaan dan pengaturan sungguh-sungguh terserah kita.

Fotografi outdoor ”mewajibkan” kita sama sekali tergantung cahaya matahari yang datang dari satu arah itu. Kita tidak bisa mengatur intensitas cahaya matahari, juga kita tidak mungkin mengatur arah jatuh cahaya matahari. Sebaliknya dalam fotografi studio, intensitas, arah, dan jumlah sumber cahaya bisa kita atur dengan leluasa. Fotografi studio memang mahal, tetapi sangat terukur.

Karena kemungkinannya sangat terbuka itu, fotografi studio akhirnya melahirkan ciri-ciri khas fotografi pada orang-orang tertentu yang berhasil menembus ke papan atas. Cara-cara mengatur pencahayaan pada pemotretan studio sangat berbeda satu orang dengan yang lain, dan secara umum hal itu bisa ”diintip” lewat mata model yang terpotret.

Cahaya utama dalam sebuah pemotretan studio terlihat dari pantulan yang terlihat di mata model seperti pada foto kanan atas. Pada foto itu terlihat bahwa cahaya utama yang menyinari adalah sebuah softbox dan sebuah payung semitransparan. Posisi fotografer jelas berdiri di antara kedua sumber cahaya.

Melihat mata model

Maka, cara belajar fotografi studio yang tersederhana adalah melihat refleksi pada mata model di foto-foto yang ada di berbagai majalah. Karena hal itu pula, ada seorang fotografer profesional yang suka mengganti imaji bola mata model yang dipotretnya pascapemotretan. Penggantian lewat software ini dilakukan untuk dua hal, yaitu agar ”rahasia” pencahayaannya tidak diketahui orang lain, dan kedua agar fotonya lebih menarik. Pada beberapa kasus, refleksi sumber cahaya di mata model memang sangat mengganggu, terutama pemotretan dengan banyak sumber cahaya.

Darwis Triadi, seorang fotografer profesional terkemuka Indonesia, sudah lama merasa risau dengan corak pantulan pencahayaan di mata model. Baginya, pantulan sumber cahaya itu membuat mata model jadi tidak menarik.

Berbagai kemungkinan pencahayaan dia lakukan untuk mendapatkan pola refleksi yang terencana. ”Saya pernah mengatur tiga stripelight agar di mata model tampak ada segi tiga putih. Tapi itu juga masih tidak menarik,” katanya.

Lampu cincin

Berbagai percobaan akhirnya mengantar Darwis ”menemukan” sebuah bentuk pencahayaan yang unik. Sumber cahaya yang dipakai Darwis adalah sebuah lampu ciptaannya yang berbentuk cincin dengan diameter sekitar dua setengah meter. Dengan diameter yang cukup besar itu, arah cahaya cukup merata datang pada sang model karena Darwis memotret dari lubang di tengah lampu.

Bisa dikatakan pemotretan dengan lampu cincin tidak menimbulkan bayangan sama sekali. Namun, karena lampu cincin karya Darwis diameternya besar, akhirnya timbul juga efek seakan ada bayangan-bayangan samar di beberapa bagian wajah model.

”Diameter yang besar menimbulkan efek pencahayaan yang unik,” papar Darwis.

Tidak kalah pentingnya, refleksi lampu cincin itu menghasilkan imaji unik pada mata sang model seperti terlihat pada beberapa foto selebriti Indonesia di halaman ini.

Pemotretan dengan lampu cincin Darwis memang seakan memudahkan pemotretan. Tinggal mengarahkan lampu ke model, lalu kita mengintip dan memotret dari lubang di tengah lampu, selesai. Hasil pemotretan sangat prima, dan efek lampu di mata model tercipta menawan.

Dalam percobaan yang dilakukan KFK, dapat disimpulkan bahwa lampu cincin karya Darwis ini sangat sesuai untuk pemotretan kategori beauty shot, artinya pemotretan yang tidak terlalu membutuhkan efek bayangan tertentu.

Pemakaian lampu karya Darwis membuat pemotretan jadi ringkas, singkat, dan sangat terkendali.

Dalam pengamatan KFK, lampu karya Darwis Triadi ini cuma punya satu kelemahan, yaitu besar dan berat. Sulit untuk dibawa ke sana kemari. Kelemahan lain adalah sangat mudah ditiru.

Pertanyaan yang layak diberikan kepada Darwis adalah, apakah karyanya ini tidak takut dibajak?

Juga, apakah tidak takut rahasianya terbongkar dengan membiarkan KFK menuliskannya untuk umum?

”Lampu ini sudah saya patenkan. Selain itu, fotografi studio, kan, tidak cuma masalah pencahayaan. Ada seribu lebih faktor lain yang sangat personal, dan yang sangat personal itu tidak mungkin ditiru orang bukan?” papar pria berkumis tebal ini mengakhiri pembicaraan dengan KFK . Arbain Rambey

BINGUNG memilih kamera? Lihat ini...

4 Situs Review Kamera dan lensa Yang Layak Anda Kunjungi

 

Beberapa pembaca mengirim email mengenai kualitas sebuah kamera atau lensa yang akan mereka beli. Namun karena kamera dan lensa yang saya pakai sejauh ini jumlahnya bisa dihitung dengan tangan, saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang dikirim. Adalah normal ketika anda mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kelebihan serta kekurangan sebuah kamera atau lensa yang sedang anda incar. Untuk harga yang tidak murah (kecuali anda paman gober he he…), kita harus tahu apa yang kita dapatkan.
Ada banyak cara untuk menggali informasi mengenai sebuah kamera atau lensa. Yang paling lazim adalah bertanya kepada yang sudah punya, baik lisan maupun online (forum fotografi sedang semarak). Namun jika jawaban teman belum memuaskan anda, anda punya beberapa sumber informasi terpercaya lain yang patut anda ketahui, yaitu situs review kamera maupun lensa.
Beberapa situs review kamera yang memiliki reputasi bagus biasanya ditangani oleh para profesional yang pekerjaan sehari-harinya memang menguji kamera dan lensa. Saya pilihkan disini beberapa yang dianggap hasil review-nya valid dan terpercaya. Silahkan:

  • DP Review
  • belajar-fotografi-001.jpg DP Review adalah situs review kamera terbesar dan paling terkenal. Anda bisa mengakses database review mereka yang mencakup hampir semua jenis kamera mulai dari prosumer sampai SLR segala merk, serta beberapa lensa SLR populer. Review dari DPReview biasanya sangat komplit (bahkan terlalu komplit), mulai dari aspek tenis, fitur, kelebihan, kekurangan sampai enak tidaknya dipegang ditangan. Ditambah lengkap dengan grafik pendukung serta contoh hasil foto. Kualitas sebuah kamera biasanya ditandakan dengan rekomendasi akhir. Kesimpulan review biasanya ditandai oleh rekomendasi akhir, misal untuk kamera Nikon D700 SLR memperoleh rating seperti ini: dpr_highly_recommended_fina.gif Secara gampang, rating dari DP Review bisa diartikan sebagai berikut: Recommended(just) = Cukup; Recommended = Baik; Highly Recommended = Sangat Baik. Untuk jenis kamera terbaik tahun ini mereka memberi predikat SILVER dan GOLD. Klik disini untuk menuju ke halaman review dari DPReview.
  • CNET Digital Camera
  • CNET adalah situs teknologi terkemuka, dan mereka memiliki database review kamera digital yang cukup besar dan komplit, mulai dari kamera saku sampai dengan SLR. Kelebihan CNET adalah mereka memiliki memiliki sistem penggolongan kamera yang sangat rapi dan informatif: berdasarkan rentang harga, berdasarkan rating dari editor dan pemakai, berdasarkan merk dan fitur dll, sehingga anda akan sangat terbantu mencari dan membandingkan kualitas jenis kamera yang anda butuhkan. belajar-fotografi-cnet.jpg CNET memberi rating dengan sistem bintang dari 0 sampai 5 untuk menandakan kualitas sebuah kamera digital. Klik disini untuk melihat review kamera digital dari CNET.
  • Camera Labs Camera Labs adalah situs khusus review kamera digital dan lensa. Jumlah dan jenis kamera yang telah mereka review cukup banyak dan lengkap dari kamera saku sampai SLR, sementara lensa hanya mencakup beberapa jenis dari merk utama.
    belajar-fotografi-003.jpg
    Secara umum rating kualitas dari Camera Labs sangat mirip dengan DP Review. Klik Disini untuk menuju ke halaman review kamera digital dan lensa dari Camera Labs
  • Photozone
  • Photozone adalah sebuah situs dari Jerman yang memiliki spesialisasi di bidang review lensa SLR, meskipun mulai sekarang sudah merambah ke kamera digital. Hampir semua lensa dari segala jenis dan merk baik produsen utama maupun third party sudah direview secara lengkap. Kalau anda mencari situs rujukan review lensa terbaik, Photozone-lah tempatnya. belajar-fotografi-photozone.jpg Photozone memiliki ulasan yang sangat komplit, mulai kualitas optik, mekanik sampai ke ketahanan sebuah lensa. Mereka memberikan rating yang dengan sistem yang mirip dengan DP Review. Untuk sebuah lensa yang secara kualitas sangat baik mereka akan memberikan tanda seperti ini: thumbsup.jpg Klik disini untuk menuju halaman review lensa dari Photozone.
Oke, selamat berpusing-pusing membandingkan kamera dan lensa idaman anda :)

 

SHUTTER SPEED!! apa sih?

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:
  • Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
  • Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
  • Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
  • Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
  • Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
  • Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut. Coba perhatikan foto dibawah : 
sumber : disini

6 Tips Memotret Potrait Wajah

Kadangkala kita diminta memotret wajah teman atau kenalan yang memiliki karakteristik wajah yang khas (dalam pengertian kurang baik, misalnya: hidung yang pesek, pipi tembem, kupingnya gede dll) – karena tiada manusia yang sempurna.
Kita bisa mencoba beberapa teknik pemotretan tertentu agar teman tadi tetap kelihatan oke, teknik pemotretan ini bertujuan mengurangi “efek negatif” dari karakteristik yang sudah disebutkan tadi.

Berikut tipsnya:

  1. Jika kepala teman anda botak, potretlah dari angle yang rendah (kamera agak mendongak keatas) dan jika anda menggunakan pencahayaan tambahan, usahakan agar tidak ada sumber cahaya yang memantul di kepalanya
  2. Jika wajahnya memiliki kerutan yang banyak, gunakan sumber cahaya yang arahnya dari depan, bukan dari samping. Cahaya yang datang dari samping akan memperjelas tekstur kerutan ini
  3. Jika teman anda telinganya gede, aturlah pose mereka supaya hanya satu telinga yang terlihat dan usahakan agar telinga yang terlihat ini tidak tampak menonjol
  4. Jika teman anda pesek, potretlah dari depan dan aturlah pose-nya agar muka menatap lurus ke depan.
  5. Jika teman anda dagunya berlipat dua, aturlah pose-nya agar menatap lurus ke kamera dan usahakan agar kepala agak condong ke depan sehingga lipatan dagu berkurang
  6. Jika wajah teman lumayan tembem, kasih tahu supaya diet (he he) lalu aturlah pose-nya agar menatap serong ke kanan atau kiri namun jangan sampai lurus ke samping, serong sedikit saja.

Tips foto kembang api (Fireworks)

info : fotografer.net

Menjelang tahun baruan, ada yang menyarankan saya berbagi tentang tips foto kembang api. Nah saya pikir itu ide yang sangat baik dan tepat situasinya.
Pertama-tama, kita harus mengetahui konsepnya terlebih dahulu karena masih banyak terjadi kesalahpahaman. Inti dari memotret kembang api adalah mengunakan setting shutter speed yang cukup lama, supaya kita bisa menangkap gerakan dan pembentukan kembang api tersebut.
Tapi masih banyak orang  yang mengunakan fungsi otomatis yang biasanya efeknya membekukan subjek foto sehingga hasil yang di dapat gelap dan tidak jelas. Lampu kilat juga tidak membantu karena keterbatasan tenaga dan jarak jangkau lampu kilat yang terbatas.
Canon EOS 5D, 28mm, Bulb mode @ f/8, ISO 160 (image © Erika Silverstein)
Canon EOS 5D, 28mm, Bulb mode @ f/8, ISO 160 (image © Erika Silverstein)
Lalu bagaimana untuk foto kembang api yang optimal? berikut beberapa tips:
  • Jangan gunakan mode otomatis, gunakanlah mode manual
  • Setting shutter speed ke sekitar 5-10 detik atau lebih lama lagi untuk menangkap beberapa kembang api yang sedang beraksi.
  • Gunakan Bulb (B) mode untuk membuka shutter lebih lama dari 30 detik.
  • Gunakan tripod atau letakkan kamera di penyangga, karena cukup mustahil tangan kita tidak bergetar saat pemotretan.
  • Set ISO yang rendah, 100 atau 200.
  • Hanya gunakan lampu kilat (flash) untuk menerangi subjek foto yang dekat, seperti orang.
  • Gunakan fungsi self-timer atau remote untuk mencegah getaran kamera saat kita menekan tombol shutter.
  • Perhatikan juga latar belakang, cari dan pindah ke posisi yang lebih baik bila memungkinkan.
  • Set lensa ke infinity (tidak terhingga) bila yang di foto hanya kembang api / latar belakang dari kejauhan.
Semoga tips ini berguna bagi yang bersiap-siap untuk memotret kembang api di daerah masing-masing
Selamat Tahun Baru 2011! Tambah sukses semua oke? :)

Tips - Tips memperdalam Ilmu Fotografi

by Enche on January 5, 2011 (fotografer.net)
Belakangan ini saya perhatikan banyak sekali yang sangat peduli dengan peralatan fotografi seperti kamera, lensa dan aksesoris. Misalnya lensa mana yang bagus buat pemandangan, potret atau wedding. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemilihan alat yang tepat merupakan hal yang penting. Tapi jangan abaikan meningkatkan ilmu dan pengalaman juga.
Banyak orang membeli alat foto berjuta-juta untuk membeli kamera yang lebih canggih, lensa yang lebih berkualitas, tapi hanya sedikit yang bersedia menginvestasikan uang dan waktu untuk belajar ilmu fotografi itu sendiri. Padahal, banyak alat fotografi bisa rusak dan tidak bisa dipakai lagi dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan. Tapi ilmu fotografi tidak. Dalam kurun 100 tahun lebih, dasar ilmu fotografi tetap sama.
Namun kalau dipikir-pikir lagi, alat fotografi itu sebenarnya murah, karena bisa langsung beli, sedangkan untuk belajar fotografi, selain biaya, kita perlu waktu, dan bagi sebagian besar orang, waktu itu sangat berharga.
Untuk itu, ada beberapa tips yang saya ingin bagikan tentang memilih kursus/seminar/workshop yang cocok untuk Anda sekalian.

1. Sesuaikan tingkat ilmu Anda dengan bahan/topik seminar

Misalnya Anda baru saja membeli kamera digital dan awam terhadap dasar fotografi, maka sebaiknya mengambil kursus pemula, bukan advanced. Ada baiknya juga menanyakan kepada penyelenggara atau instruktur tentang materinya terlebih dahulu karena judul saja biasanya tidak pas dengan tingkat ilmu Anda.
Contohnya, dulu saya pernah ikut kursus yang diberi judul “Basic Lighting“, materinya tentang lighting (indoor studio), produk, fashion, interior dan beberapa yang lain. Ada beberapa yang ikut baru membeli kamera, dan sepertinya tidak ada “clue” tentang dasar fotografi sehingga kebingungan sepanjang kursus. Alhasil, waktu dan uang terbuang percuma.

2. Lihat karya instrukturnya

Bila karyanya sesuai dengan apa yang ingin Anda capai dan raih, tentunya ikuti acaranya, sebaliknya bila gaya instrukturnya tidak sesuai dengan apa yang Anda ingin capai, sebaiknya mencari lagi acara yang sesuai dengan tujuan fotografi Anda.
Setelah menemukan instruktur yang karyanya Anda suka, siapkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana proses pembuatan fotonya. Instruktur yang baik biasanya akan senang hati  membagikan proses pembuatan fotonya.

3. Harga murah vs mahal

Acara yang  murah dan mahal ada positif negatifnya. Acara yang harganya murah biasanya diikuti oleh banyak orang, yang gratis bisa ratusan. Sedangkan yang mahal biasanya kelasnya cukup kecil (dibawah 10 orang), tapi yang mahal memberikan kesempatan interaksi yang lebih besar dengan instruktur, sehingga penyerapan ilmu lebih tinggi. Kesempatan untuk praktek juga lebih tersedia. Kalau yang murah, biasanya objek dan alat-alat fotonya terbatas dan harus gantian dan keroyokan, sehingga hasil kurang maksimal.
Ada pula acara pelatihan yang disponsori oleh perusahaan tertentu. Biasanya harganya murah, tapi di dalam acaranya diselipkan pesan-pesan dari sponsor. Acara ini cukup baik sebenarnya untuk meningkatkan wawasan, tapi jangan telan bulat-bulat pendapat instrukturnya. Kita harus bersikap kritis dan bisa membedakan mana yang mengandung promosi mana yang tidak. Misalnya, bila acaranya disponsori oleh merek Nikon, dan di dalam acaranya instrukturnya mengatakan hasil kamera Nikon lebih tajam dan bagus, jangan dipercaya sebelum meneliti terlebih dahulu.
Acara foto gratis dengan model ini untuk mempromosikan Toyota Yaris. Makin murah acaranya makin rame, tapi makin sedikit ilmu dan pengalaman yang bisa didapatkan di acara model seperti ini.
Acara foto gratis dengan model ini untuk mempromosikan Toyota Yaris. Makin murah acaranya makin rame, tapi makin sedikit ilmu dan pengalaman yang bisa didapatkan di acara model seperti ini.

4. Sertifikat

Ada kursus yang bersertifikat, ada yang tidak. Ada yang harus menyelesaikan beberapa tugas / PR sebelum diberikan sertifikat, ada yang langsung diberikan ketika acara usai. Saya pikir jangan mengikuti suatu acara berbasiskan ada sertifikat atau tidak, yang penting kita dapat ilmunya. Kecuali memang bila sertifikat itu suatu syarat untuk naik jabatan di perusahaan tertentu.
Demikian lah tips-tips saya sebelum memilih acara fotografi. Semoga membantu dan

All About Macro Lens

Lensa makro / mikro berbeda dengan lensa-lensa lain karena lensa makro dapat fokus relatif dekat dengan objek foto. Lensa makro murni memiliki perbesaran 1:1, artinya ukuran subjek sama dengan ukuran sensor kamera atau film. Kalau kita foto sebuah penggaris, 1cm di penggaris akan sama dengan 1 cm yang ditangkap di sensor kamera.
Lensa makro dengan pembesaran 1:1 biasanya ditemui di lensa fix/prime atau lensa yang tidak bisa zoom.
Contohnya adalah:
  • Lensa yang berukuran 50-70mmm biasanya untuk foto produk atau benda kecil di dalam studio)
  • Lensa yang berukuran 100mm (Biasanya untuk outdoor, seperti foto serangga, bunga)
  • Lensa yang berukuran 150-200mm (Biasanya untuk outdoor, untuk serangga atau binatang kecil yang sulit di dekati).
Ada pula lensa makro yang memiliki label zoom, seperti Tamron 70-300mm f/3.5-5.6 macro. Meski memiliki label makro, lensa ini tidak memiliki perbesaran 1:1, tapi biasanya 1:3.5. Kualitas fotonya biasanya juga kurang dibandingkan lensa makro murni.
canon-100mm-macro
Canon 100mm f/2.8 macro usm - Salah satu lensa populer
Lensa makro biasanya lensa yang didesain untuk menghasilkan foto yang tajam, dengan background blur yang lembut. Lensa makro juga cukup populer sebagai lensa potret, tapi sebagian fotografer suka mengeluh hasilnya terlalu tajam. Banyak lensa makro yang memiliki auto fokus yang kurang cepat dan akurat, terutama saat foto dalam jarak yang dekat. Maka dari itu, banyak fotografer sering mengunakan manual fokus untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Lensa makro murni biasanya mahal-mahal, satu lensa bisa berharga 5 juta ke atas. Tapi ada beberapa alternatif untuk mengubah lensa menjadi lensa makro yang lebih baik.
canon-close-up
Close-up filter
Close-up filter adalah lensa filter yang dipasang di depan lensa. Fungsinya kurang lebih mengurangi jarak minimal fokus sehingga objek foto menjadi lebih besar saat direkam. Kualitas close-up filter sangat bervariasi, biasanya yang murah (sekitar 100 ribu) tapi kualitasnya buruk dan ada juga yang kualitasnya tinggi tapi harganya lumayan mahal (satu atau dua juta lebih). Keuntungan filter ini adalah, auto focus dan fungsi2 kamera masih beroperasi seperti biasanya.




kenko-extension-tubeExtension Tube
Extension tube adalah tabung kosong yang dipasang diantara kamera dan lensa. Dengan adanya tabung ini, kita bisa fokus lebih dekat ke objek foto. Extension Tube yang murah biasanya tidak memiliki kontak elektronik, jadinya tidak bisa auto fokus. Yang bisa, seperti Canon EF 25 II Extension Tube biasanya jauh lebih mahal.




Reversing Ring
Dengan mengunakan cincin ini, kita bisa membalikkan lensa non-makro menjadi bersifat seperti lensa makro. Metode ini cukup diminati oleh para penghobi fotografi karena biaya yang relatif murah. Kualitas foto lumayan dan tergantung dari lensa yang direverse. Misalnya lensa 50mm akan memberikan hasil lebih baik daripada lensa 18-55mm. Auto focus juga tidak berjalan, sehingga manual fokus dan pemakaian tripod hampir harus dilakukan.

Cari Blog Ini